Jumat, 11 Desember 2009

SUKSES = A K U D T

(Ambisi+Kekuatan+Usaha+Doa+Tawakal)

Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohanan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi perintahKu dan beriman kepadaKu agar mereka memperoleh kebenaran. QS 2:186.

Saudaraku yang selalu mengharap keridhaan Allah SWT…

Setiap episode perjalanan hidup manusia, kita banyak menjumpai kata kesuksesan dan kegagalan, begitu juga dengan dengan pelaku kehidupan manusia, ada yang sukses dan ada yang yang gagal. Ada orang yang sukses dan kemudian dia sombong dengan kesuksesannya maka sesungguhnya dialah orang-orang yang gagal. Ada juga orang yang gagal, dan dia tidak mau dan mampu untuk bangkit kembali dari kegagalannya, berputus asa, maka dialah sebenar-benarnya gagal.

Ada juga tipe orang yang yang sukses dan kemudian bersyukur dengan kesuksesanya tersebut, maka Allah akan tambah kesuksesan itu dengan yang lebih baik lagi. Selain itu, ada juga orang yang gagal, kemudian mencoba lagi, gagal lagi lagi, coba terus, gagal dan dengan kegigihan dan kerja kerasnya, akhirnya orang tersebut meraih kesuksesan yang dia cita-citakan.

Sesungguhnya, kesuksesan seseorang sangat ditopang oleh beberapa aspek, yang kemudian saya singat kedalam rumus SUKSES = AKUDT.

A = Ambisi, adalah cita-cita, tekad, keinginan, yang benar-benar ingin diwujudkan oleh seseorang.

K= Kekuatan, kemampuan, adalah kondisi riil yang dimiliki seseorang

U= Usaha, tindakan, aktivitas yang dilakukan untuk mewujudkan ambisi, cita-cita, dan keinginan.

D= Doa, permohonan kepada Allah sebagai tempat bergantung kita untuk meminta apa yang kita citakan.

T = Tawakal, berserah diri dan instrospeksi diri dan selalu menyempurnakan usaha dan doa.

Saudaraku Mari kita bahas satu persatu….

A yang pertama

Setiap orang ingin mencapai kesuksesan, tidak peduli bagaimana kriteria kesuksesan menurut mereka masing-masing. Kesuksesan seseorang salah satu faktor yang mempengaruhi adalah seberapa besar dan kuat dari cita-cita, ambisi, dan tekad yang dia miliki. Coba bayangkan, seandainya seorang ibu kehilangan harapan dan cita-cita untuk membesarkan anak-anaknya, yang ada adalah si ibu menelantarkan dan membiarkan anaknya begitu saja, atau bahkan yang lebih ekstrim, si ibu membuang anaknya….naudzubillah mindzalik….

Atau lihatlah harapan dan keyakinan para petani, dengan tekad yang bulat mereka menanam padi di sawah, dengan harapan dia akan memanen. Atau kegigihan pedagang sayur di pasar, dengan keyakinannya dia berangkat menerobos dinginnya malam, melawan rasa kantuk, untuk mendapatkan rezeki demi menghidupi keluarganya. Atau kegigihan para pelajar yang belajar dengan giat, semangat yang tinggi untuk meraih prestasi gemilang.

Atau lihatlah contoh sejarah yang telah digoreskan oleh Rasulullah, dengan kegigihan dan cita-cita besar sebagai rahmatan lil alamin, beliau mampu meyakinkan para shahabat, bahwa romawi dan persia akan kita taklukan. Dan kita sekarang masih merasakan nikmatnya iman dan Islam. Subhanallah. Mari kita bershalawat….

Saudaraku Betapa ‘azam yang kuat membaja, menjadikan faktor pendorong bagi kita semua untuk dapat meraih kesuksesan baik dunia maupun akhirat (man jadda wa jadda)

K kekuatan, kondisi sekarang

Setiap orang punya ambisi, punya keinginan yang tinggi, punya cita-cita yang luar biasa…, tapi pernahkah kita menilai, seberapa besar kekuatan yang ada pada diri kita. Sadarkah kita, apakah kekuatan kita sudah sebanding dengan ambisi dan cita-cita yang kita miliki. Atau justru malah sebaliknya, kekuatan kita tidak mampu menopang ambisi dan cita-cita yang kita miliki.

Bahkan, banyak dari kita tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan diri kita. Mengetahui kekuatan untuk diberdayakan, dimaksimalkan untuk kesuksesan kita. Mengetahui kelemahan agar kita masih mawas diri, sadar diri untuk meminimalisir atau bahkan memperbaiki kelemahan yang dapat menghambat kesuksesan kita.

Barang siapa yang mengetahui diri mereka, maka dia akan sadar akan keberadaan Allah. Man ‘arafa nafsahu, ‘arafa Rabbahu…

U usaha…

Setelah mengetahui ternyata ada jurang yang dalam antara cita-cita dan ambisi dengan kekuatan dan kondisi kita sekarang, maka kita bisa melihat berapa besar usaha yang harus kita lakukan untuk meraih cita-cita kita tersebut. Allah tidak akan merubah suatu kaum sampai sampai kaum itu sendiri yang mau merubahnya….

Kita tidak akan bisa sukses hanya dengan kita berpangku tangan, ongkang-ongkang kaki, dan tidak mau berusaha apapun. Kita harus bekerja keras dan bekerja cerdas, dan selalu berhusnudzan kepada Allah. Insya Allah akan diberikan jalan keluar.

Doa

Doa adalah senjata seorang muslim dan menjadi penawar hati yang gundah. Dengan doa, seorang muslim menjadi lebih dekat dengan Rabbnya. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan terkait dengan doa, Dalam hal ini, saya sekedar ingin mengingatkan kepada kita semua, termasuk juga diri saya sendiri; bahwa sebenarnya Allahselalu mengabulkan doa setiap manusia, dengan melalui 3 (tiga) cara, yaitu:

1. Doa yang secara langsung dikabulkan: Ini bisa langsung dinikmati oleh orang yang berdoa, diberikan Allahsesuai dengan apa yang didoakan tersebut. Ini biasanya doanya para ulama/kyai, wali Tuhan, nabi, dan rasul.

2. Doa yang dikabulkan dengan cara digantikan: Keinginan doa tersebut, diganti oleh Allahdengan suatu hal yang pasti lebih baik. Misalnya, orang berdoa untuk memperoleh uang banyak, dan doanya diganti oleh Allahdengan menyelamatkannya dari marabahaya yang mengancam jiwanya.

3. Doa yang dikabulkan dengan cara digantungkan: Inilah sebenarnya doa yang dikabulkan untuk sebagian besar umat manusia, termasuk kita semua yang merasa sebagai manusia biasa. Doa yang digantungkan, artinya adalah, bahwa doa yang kita panjatkan kepada Allahtersebut “sudah dikabulkan oleh Tuhan”, tetapi dalam kondisi “masih menggantung di atas”, yang harus kita raih jika kita ingin segera mendapatkan hasil dari doa kita. Istilah “digantungkan” ini, memberikan pemahaman bagi setiap orang, bahwa diperlukan suatu upaya semaksimal mungkin dari diri kita masing-masing; untuk meraih “yang digantungkan tersebut”. Jika kita tetap berusaha dengan gigih, fokus, pantang menyerah dan selalu bersemangat positif, maka niscaya akhirnya doa kita pasti bisa kita dapatkan. Setinggi apapun Allahmenggantungkan “doa yang telah dikabulkan-Nya”, pasti kita dapat meraihnya, jika kita punya kemauan dan keuletan dalam berusaha meraihnya.

Pemahaman tentang terkabulnya setiap doa kita, seperti uraian saya di atas adalah sangat penting. Jika Anda sudah memahami, bahwa Allah Yang Maha Kuasa selalu mengabulkan doa yang kita panjatkan kepada-Nya, maka kita tidak akan mudah menyalahkan Allah. Sebaliknya kita “introspeksi diri”, sejauh mana kita sudah berusaha meraih doa-doa kita sendiri tersebut.

Tawakal

Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Alloh Ta’ala untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan barangsiapa bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan jadikan baginya jalan keluar dan memberi rizqi dari arah yang tiada ia sangka-sangka, dan barangsiapa bertawakal kepada Alloh, maka Dia itu cukup baginya.” (Ath Tholaq: 2-3)

Ibnul Qayyim berkata, ”Tawakal adalah faktor paling utama yang bisa mempertahankan seseorang ketika tidak memiliki kekuatan dari serangan makhluk lainnya yang menindas serta memusuhinya. Tawakal adalah sarana yang paling ampuh untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Alloh sebagai pelindungnya atau yang memberinya kecukupan. Maka barang siapa yang menjadikan Alloh sebagai pelindungnya serta yang memberinya kecukupan, maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya.

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk senantiasa membaca Hasbunallahu wani’mal wakil ni’mal maula wa ni’mannashir (cukuplah Allah yang menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung).

Rosululloh Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Alloh dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim)

Dalam hadits yang mulia ini Rosululloh menjelaskan bahwa orang yang bertawakal kepada Alloh dengan sebenar-benarnya, pastilah dia akan diberi rizki. Bagaimana tidak, karena dia telah bertawakal kepada Dzat Yang Maha Hidup yang tidak pernah mati

Mewujudkan tawakal bukan berarti meniadakan usaha. Alloh memerintahkan hamba-hambaNya untuk berusaha sekaligus bertawakal. Berusaha dengan seluruh anggota badan dan bertawakal dengan hati merupakan perwujudan iman kepada Alloh Ta’ala.

Hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Alloh, dan bahwa rizki itu hanyalah dari Dia semata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar